Powered By Blogger

Rabu, 14 Mei 2014

laporan jaringan kulit hewan



I  PENDAHULUAN

  
1.1  Latar Belakang

Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kulit merupakan salah satu bagian dari makhluk hidup yang dapat dimanfatkan sebagai produk kerajian dan sebagai bahan pangan. Kulit yang biasa digunakan diperoleh dari hewan-hewan ternak seperti domba, sapi, dan kambing. Kulit hewan merupakan bahan mentah kulit samak, berupa tenunan dari tubuh hewan yang terbentuk dais el-sel hidup (Fidzanatin 2012: 1). 

Penting bagi kita untuk memiliki pengetahuan dasar yang cukup tentang struktur dan fungsi yang normal dari suatu organ sebelum bisa memahami struktur dan fungsi yang abnormal. Selain berfungsi sebagai organ panca indera, jaringan kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, memelihara panas tubuh, dan memelihara penguapan. Secara garis besar, lapisan kulit dibagi menajdi dua bagain yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit bagain dalam (dermis). Saat tubuh manusia mengalami penuaan, beberazpa bagian juga mengalami penurunan fungsi berupa pertumbuhan epidermis lambat,  sel fibroblas pada lapisan dermis yang mati tidak ada ganti, kolagen menjadi lebih tipis, produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak menurun,dan berkurangnya lemak (Graham-Brown 2005: 3).

Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan. Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kita perlu memberikan perhatian khusus dalam perawatan kulit karena kita hidup di negara yang beriklim tropis yang selalu berudara panas, dan kulit merupakan pertahanan pertama terhadap lingkungan sekitar kita, juga kulit kita paling banyak diganggu oleh sengatan sinar matahari dan kotoran keringat badan (Beo Agustian 2012: 1).

Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi (perlindungan), absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D Epidermis, lapisan kulit paling luar yang terdiri atas dari lima lapisan, yaitu: Stratum Korneum, lapisan kulit di mana kondisi sel-sel penyusunnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya juga sudah mati), dan mengandung zat keratin (Dermatix Ultra 2014:1).

1.2  Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetaui struktur dan perkembangan jaringan kulit pada hewan.

II  TINJAUAN PUSTAKA

  
Stratum lusidum, pada lapisan ini jaringan penyusun terdiri atas sel-sel berbentuk pipih. Sel-sel penyusun lapisan ini sudah banyak yang kehilangan inti. Butir-butir sel menjadi jernih dan tembus cahaya. Stratum lusidum hanya dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki. Stratum Granulosum, terdiri atas sel-sel pipih, sebagaimana sel penyusun stratum lusidum. Namun, pada lapisan granulosum, inti sel penyusun masih hidup. Di dalam sitoplasma dapat dilihat adanya butir-butir yang dinamakan keratohialin. Stratum Spinosum/Stratum Akantosum, merupakan lapisan kulit penyusun epidermis yang jaringannya paling tebal. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan yang akan menggantikan sel-sel di atasnya dan lapisan ini terdiri atas sel-sel induk (Beo Agustian 2012: 1).

Dermis, lapisan di mana lapisan sebelah dalamnya terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak. Dermis terdiri atas dua lapisan, yaitu: Stratum retikularis, lapisan bagian bawah. Pars Papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. Pars Retikulare yaitu bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Kolagen muda bersifat elastin, seiring bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin stabil. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan mudah mengembang serta lebih elastis (Firman Koga 2014: 1).

Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar (Dermatix Ultra 2014: 1).

Kulit memiliki lapisan kulit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari tiap bagian lapisan kulit terdalam sampai luar, seperti : Sel Keratin berfungsi melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi airdari permukaan kulit dan dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. Pigmen melanin yang berfungsi untuk melindungi kulit efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik (Firman Koga 2014: 1).

Kulit juga berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan yang keluar dari dalam tubuh beruoa keringat dengan perantara 2 kelenjar keringat yang dimiliki, yakni kelenjar sebasea dan kelenjar keringat: Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin (Firman Koga 2014: 1).

Kelenjar keringat selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan keringat yang kental, banyak dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem syaraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya (keringat) ke folikel rambut lalu ke permukaan luar. (Dermatix Ultra 2014: 1).

Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik. Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis (Firman Koga 2014: 1).

Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh. Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet (Dermatix Ultra 2014: 1).

III  METODOLOGI PRAKTIKUM

  
3.1  Waktu dan Tempat

            Pratikum kali ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Maret 2014 di laboratorium zoology jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sriwijaya.

3.2  Alat dan Bahan

            Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain : kertas catatan, mikroskop dan alat-alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah mencit (Mus musculus) dan kaki/cakar ayam (Gallus galus).

3.3  Cara Kerja

Membawa mikroskop dengan dua tangan, satu di bawah kaki mikroskop dan yang satu lagi memegang lengan mikroskop. Putar revolver sampai terdengar bunyi klik, agar lensa okuler dengan perbesaran lemah tepat berada di tengah meja benda/dibawah lensa objektif. Pasanglah preparat yang akan dilihat pada meja objek dengan posisi yang mantap. Nyalakan lampu mikroskop dan aturlah sedemikian rupa sehingga jumlah sinar yang masuk semaksimal mungkin. Putarlah knop makromer sehingga teropong terangkat/lensa objektif (kira-kira 5 mm) dari meja benda/objek preparat atau turunkan meja bendanya jika makromernya pada meja benda. Bukalah diafragma sampai maksimum.

Mencondongkan posisi tabung, cukup lakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Menegakkan kembali setelah selesai. Mengusahakan agar lensa objektif lemah (4x atau 10x) berada pada satu poros di bawah lensa okuler. Mengatur kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa objektif lemah berjarak ± 1 cm dari atas meja benda. Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapid an cermat pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel. Membersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap yang bersih dari bahan halus (flannel) setiap akan menggunakan dan setelah menggunakan mikroskop (penuntun pratikum biologi umum, 2013).

IV  DATA HASIL PENGAMATAN


            Dari pratikum kali ini didapatkan hasil sebagai berikut :
a.      kulit mus musculus
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
filum                : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Rodentia
Famili              : Muridae
Genus              : Mus
Spesies            : Mus musculus
Keterangan :
1 . Jaringan epitel
2 . Ujung saraf
Deskripsi         :
            Pada pratikum, dapat diketahui bahwa kulit mus musculus mempunyai 2 lapisan yaitu kulit luar (Epidermis) dan kulit dalamnya (Dermis). Sedangkan berdasarkan Wikipedia (2014) Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini sering terkelupas; epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar). Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan 15-40 kali dibanding epidermis.
b.      kulit luar ceker ayam (Gallus gallus)


Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
filum                : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Galliformes
Famili              : Phasianidae
Genus              : Gallus
Spesies            : Gallus gallus
Keterangan :
1 . epidermis
2 . lapisan tanduk
3.  sekat penghubung
Deskripsi         :
Berdasarkan pratikum lapisan kulit luar ceker ayam agak keras jika dibandingkan dengan kulit dalamnya. Berdasarkan pendapat Cahyadi (2013) secara garis besar kulit ayam sama dengan mamalia, terdiri dari epidermis dan korium. Lapisan epidermis agak tipis terdiri  dari beberapa lapis sel. Stratum corneum jelas, papil tidak tampak. Korium terdiri dari dua bagian, bagian superfisial jalinan  serabut kolagen  lembut  dan bagian profundal lebih kasar.



c.       ceker ayam (Gallus gallus)

Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
filum                : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Gallifoermes
Famili              : Phasianidae
Genus              : Gallus
Spesies            : Gallus gallus
Keterangan :
1 . Kulit ceker epidermis
2 . kuku
3. tulang kaki
4. lapisan kulit dermis
5.selaput antar kaki
Deskripsi         :
            Berdasarkan pengamatan didapat bahwa kulit dari ceker ayam berbentuk sperti sisik. Berdasarkan pendapat Genneser (1997) lapisan epidermis mempunyai fungsi bagi setiap bentuk penyusunannya. Karena epidermis kaki ayam ini dapat melindungi jaringan kulit yang dibawahnya, dan karena ayam sering mencari makanan ditanah makanya epidermis ayam ini lebih tebal untuk melindungi.


V  KESIMPULAN


Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.  Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu epidermis,dermis, dan hipodermis.
2.Terdapat tiga kelenjar yang terdapat pada jaringan kulit, yaitu kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan kelenjar adiposa.
3.  Fungsi kulit adalah melindungi organ-organ dalam tubuh, sebagai alat ekskresi, berfungsi dalam penyerapan, menjaga suhu tubuh, dan menyempurnakan bentuk tubuh.
4. Kelenjar lemak atau adiposa berfungsi untuk resistansi terhadap air yang akan masuk ke dalam tubuh melalui kulit.
5. Kelenjar keringat berfungsi sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan keringat untuk menjaga suhu tubuh.
6. Kelenjar minyak berfungsi untuk mengsekresi minyak agar menjaga kelembaban kulit.




DAFTAR PUSTAKA
Agustin, beo.2012. pengertian kulit. http://beoagustin42kulit.blogspot.html
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., dan Mitchell, Lawrence G. 2004. Biologi. Edisi kelima. Erlangga, Jakarta. Halaman 8
FK. 2012.anatomi dan fisiologi kulit http://catatanmahasiswafk.blogspot.html
Koga, Friman. 2011. Kulit. http://starfish7-koga.blogspot.com
Ultra, dermatix.2014.kulit. http://www.dermatixultra.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar