I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum",
yang berarti "penutup". Sistem integumen adalah sistem organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap
lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kulit merupakan salah satu bagian dari
makhluk hidup yang dapat dimanfatkan sebagai produk kerajian dan sebagai bahan
pangan. Kulit yang biasa digunakan diperoleh dari hewan-hewan ternak seperti
domba, sapi, dan kambing. Kulit hewan merupakan bahan mentah kulit samak,
berupa tenunan dari tubuh hewan yang terbentuk dais el-sel hidup (Fidzanatin
2012: 1).
Penting bagi
kita untuk memiliki pengetahuan dasar yang cukup tentang struktur dan fungsi
yang normal dari suatu organ sebelum bisa memahami struktur dan fungsi yang
abnormal. Selain berfungsi sebagai organ panca indera, jaringan kulit juga
berfungsi sebagai pelindung tubuh, memelihara panas tubuh, dan memelihara
penguapan. Secara garis besar, lapisan kulit dibagi menajdi dua bagain yaitu
kulit luar (epidermis) dan kulit bagain dalam (dermis). Saat tubuh manusia
mengalami penuaan, beberazpa bagian juga mengalami penurunan fungsi berupa
pertumbuhan epidermis lambat, sel fibroblas pada lapisan dermis yang mati
tidak ada ganti, kolagen menjadi lebih tipis, produksi kelenjar keringat dan
kelenjar minyak menurun,dan
berkurangnya lemak
(Graham-Brown
2005: 3).
Kulit merupakan
bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan. Kulit merupakan organ
tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan
organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter
persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa
lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kita perlu
memberikan perhatian khusus dalam perawatan kulit karena kita hidup di negara
yang beriklim tropis yang selalu berudara panas, dan kulit merupakan pertahanan
pertama terhadap lingkungan sekitar kita, juga kulit kita paling banyak
diganggu oleh sengatan sinar matahari dan kotoran keringat badan (Beo Agustian 2012: 1).
Kulit
memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi (perlindungan),
absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan
pembentukan vitamin D Epidermis, lapisan
kulit paling luar yang terdiri atas dari lima lapisan, yaitu: Stratum Korneum, lapisan
kulit di mana kondisi sel-sel penyusunnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel
(inti selnya juga sudah mati), dan mengandung zat keratin (Dermatix Ultra
2014:1).
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetaui struktur dan
perkembangan jaringan kulit pada hewan.
II TINJAUAN PUSTAKA
Stratum lusidum, pada lapisan ini
jaringan penyusun terdiri atas sel-sel berbentuk pipih. Sel-sel penyusun
lapisan ini sudah banyak yang kehilangan inti. Butir-butir sel menjadi jernih
dan tembus cahaya. Stratum lusidum hanya dapat ditemukan pada telapak tangan
dan telapak
kaki.
Stratum Granulosum, terdiri atas sel-sel pipih,
sebagaimana sel penyusun stratum lusidum. Namun, pada lapisan granulosum, inti
sel penyusun masih hidup. Di dalam sitoplasma dapat dilihat adanya butir-butir
yang dinamakan keratohialin. Stratum Spinosum/Stratum Akantosum, merupakan
lapisan kulit penyusun epidermis yang jaringannya paling tebal. Stratum
Basal/Germinativum, merupakan lapisan yang akan menggantikan sel-sel di atasnya
dan lapisan ini terdiri atas sel-sel induk (Beo Agustian 2012: 1).
Dermis, lapisan di mana lapisan sebelah
dalamnya terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak. Dermis
terdiri atas dua lapisan, yaitu: Stratum retikularis, lapisan
bagian bawah. Pars
Papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah. Pars Retikulare yaitu bagian bawah yang menonjol ke
subkutan. Terdiri dari serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan
retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri dari cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Kolagen
muda bersifat elastin, seiring bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan
makin stabil. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan mudah
mengembang serta lebih elastis (Firman Koga 2014: 1).
Kulit tidak bisa
menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E,
dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit
terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap
seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut
lemak, seperti kortison, Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran
kelenjar tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang
melalui muara kelenjar (Dermatix Ultra 2014: 1).
Kulit memiliki
lapisan kulit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari tiap bagian lapisan
kulit terdalam sampai luar, seperti : Sel Keratin berfungsi melindungi kulit
dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan
struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi airdari permukaan kulit dan dehidrasi,
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
Pigmen melanin yang berfungsi untuk melindungi kulit efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke
sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar
matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik (Firman Koga
2014: 1).
Kulit juga
berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan yang keluar dari dalam tubuh
beruoa keringat dengan perantara 2 kelenjar keringat yang dimiliki, yakni
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat: Kelenjar sebasea merupakan kelenjar
yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai
sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi
menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke
permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida,
kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan
bakteri, melumasi dan memproteksi keratin (Firman Koga 2014: 1).
Kelenjar
keringat selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana
untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil
pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.Kelenjar keringat apokrin terdapat di
daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan
menghasilkan keringat yang kental, banyak dan bau yang khas. Kelenjar keringat
apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem syaraf dan hormon sehingga
sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan
kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan
sekretnya (keringat) ke folikel rambut lalu ke permukaan luar. (Dermatix Ultra
2014: 1).
Fungsi dari
kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara
mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida
kecil dengan sifat antibiotik. Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di
dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan
Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan
Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis
berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di
epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di
epidermis (Firman Koga 2014: 1).
Kulit
berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara:
pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada
saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar
dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih
sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga
mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh. Sintesis vitamin D dilakukan dengan
mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet
(Dermatix Ultra 2014: 1).
III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum
kali ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Maret 2014 di laboratorium
zoology jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
universitas sriwijaya.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain : kertas catatan, mikroskop
dan alat-alat tulis. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah mencit (Mus musculus)
dan kaki/cakar ayam (Gallus galus).
3.3 Cara Kerja
Membawa
mikroskop dengan dua tangan, satu di bawah kaki mikroskop dan yang satu lagi
memegang lengan mikroskop. Putar revolver sampai terdengar bunyi klik, agar
lensa okuler dengan perbesaran lemah tepat berada di tengah meja benda/dibawah
lensa objektif. Pasanglah preparat yang akan dilihat pada meja objek dengan
posisi yang mantap. Nyalakan lampu mikroskop dan aturlah sedemikian rupa
sehingga jumlah sinar yang masuk semaksimal mungkin. Putarlah knop makromer
sehingga teropong terangkat/lensa objektif (kira-kira 5 mm) dari meja
benda/objek preparat atau turunkan meja bendanya jika makromernya pada meja
benda. Bukalah diafragma sampai maksimum.
Mencondongkan
posisi tabung, cukup lakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik
putar. Menegakkan kembali setelah selesai. Mengusahakan agar lensa objektif
lemah (4x atau 10x) berada pada satu poros di bawah lensa okuler. Mengatur
kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa objektif lemah berjarak ±
1 cm dari atas meja benda. Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapid an
cermat pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel. Membersihkan lensa
atau bagian lainnya dengan kain lap yang bersih dari bahan halus (flannel)
setiap akan menggunakan dan setelah menggunakan mikroskop (penuntun pratikum
biologi umum, 2013).
IV DATA HASIL PENGAMATAN
Dari pratikum kali ini didapatkan hasil sebagai berikut :
a. kulit mus musculus
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Keterangan :
1 . Jaringan epitel
2 . Ujung saraf
Deskripsi :
Pada
pratikum, dapat diketahui bahwa kulit mus musculus mempunyai 2 lapisan yaitu
kulit luar (Epidermis) dan kulit dalamnya (Dermis). Sedangkan berdasarkan
Wikipedia (2014) Sel-sel
terluar dari lapisan epidermis ini sering terkelupas; epidermis bagian paling
dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar).
Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan 15-40 kali dibanding epidermis.
b. kulit luar ceker ayam (Gallus gallus)
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus
gallus
Keterangan :
1 . epidermis
2 . lapisan tanduk
3. sekat
penghubung
Deskripsi :
Berdasarkan
pratikum lapisan kulit luar ceker ayam agak keras jika dibandingkan dengan
kulit dalamnya. Berdasarkan pendapat Cahyadi (2013) secara garis besar kulit ayam sama dengan mamalia,
terdiri
dari epidermis
dan korium. Lapisan
epidermis agak tipis terdiri dari beberapa lapis sel. Stratum corneum jelas, papil tidak tampak. Korium terdiri dari dua bagian, bagian superfisial jalinan
serabut
kolagen
lembut dan
bagian profundal lebih kasar.
c. ceker
ayam (Gallus gallus)
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Gallifoermes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus
gallus
Keterangan :
1 . Kulit ceker epidermis
2 . kuku
3. tulang kaki
4.
lapisan kulit dermis
5.selaput
antar kaki
Deskripsi :
Berdasarkan
pengamatan didapat bahwa kulit dari ceker ayam berbentuk sperti sisik. Berdasarkan
pendapat Genneser (1997) lapisan epidermis mempunyai fungsi bagi setiap bentuk
penyusunannya. Karena epidermis kaki ayam ini dapat melindungi jaringan kulit
yang dibawahnya, dan karena ayam sering mencari makanan ditanah makanya
epidermis ayam ini lebih tebal untuk melindungi.
V KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu
epidermis,dermis, dan hipodermis.
2.Terdapat
tiga kelenjar yang terdapat pada jaringan kulit, yaitu kelenjar keringat,
kelenjar minyak, dan kelenjar adiposa.
3. Fungsi kulit adalah melindungi organ-organ dalam tubuh,
sebagai alat ekskresi, berfungsi dalam penyerapan, menjaga suhu tubuh, dan
menyempurnakan bentuk tubuh.
4. Kelenjar
lemak atau adiposa berfungsi untuk resistansi terhadap air yang akan masuk ke
dalam tubuh melalui kulit.
5. Kelenjar
keringat berfungsi sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan keringat untuk
menjaga suhu tubuh.
6. Kelenjar
minyak berfungsi untuk mengsekresi minyak agar menjaga kelembaban kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin,
beo.2012. pengertian kulit. http://beoagustin42kulit.blogspot.html
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., dan
Mitchell, Lawrence G. 2004. Biologi. Edisi kelima. Erlangga, Jakarta.
Halaman 8
FK. 2012.anatomi dan fisiologi kulit http://catatanmahasiswafk.blogspot.html
Koga,
Friman. 2011. Kulit. http://starfish7-koga.blogspot.com
Ultra,
dermatix.2014.kulit. http://www.dermatixultra.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar